Kamis, Mei 19, 2016

Jujur Dalam Keadaan Apapun


sekedar pengetahuan - cerita,inspirasi,renungan

Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata, "Aku (saat berumur 18 tahun) pergi ke bagdad mengikuti sebuah khalifah kecil.
Namun setibanya kami di rabik,daerah selatan hamdzaan,muncul 60 orang perampok yang merampok khalifah tersebut tanpa
memedulikan diriku.
Salah seorang perampok tersebut berkata kepadaku, "Hai orang miskin, apa yang engkau miliki?".
"40 dinar" jawabku.
"Dimana uang tersebut" tanyanya kembali.
"Dijahitkan dalam bajuku dibawah ketiak" jawabku.
Mengira aku bercanda,perampok tersebut pergi dan tidak memedulikan aku.
Kemudian datang seorang perampok lainnya dan menanyakan pertanyaan yang sama.
Aku pun menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Kali ini perampok tersebut melaporkan apa yang dia dengar kepada ketuanya yang sedang membagi bagi hasil rampokan
disebuah bukit kecil.

Mendengar laporan tersebut,kepala perampok itu berkata, "Bawa dia kemari".
Dihadapannya,
kepala rampok tersebut menanyakan pertanyaan yang sama dan aku kembali menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan bajuku,menyobek jahitannya dan mereka menemukan uang tersebut".

"Mengapa engkau melakukan ini?" tanya kepala rampok kepadaku.
"Aku telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berbohong dan aku tidak ingin mengingkari janjiku kepadanya" jawabku.
Kepala perampok tersebut menangis mendengar jawabanku
dan berkata, "Engkau tidak mau mengkhianati janjimu kepada ibumu sedangkan aku hingga saat ini selalu mengingkari janji
ALLAH".
Kepala perampok dan anak buahnya pun bertobat ditanganku".

Semoga ada manfaat
Amin......
shisharashosha.blogspot.co.id

Sumber : inmotivasi.blogspot
Gambar : google

Jangan merasa tak ber arti



sekedar pengetahuan - cerita,inspirasi,renungan

Suatu hari,seorang motivator terkenal membuka seminarnya dengan cara unik.
Sambil memegang uang pecahan Rp.100.000,-
ia bertanya kepada hadirin,“Siapa yang mau uang ini?”
Tampak banyak tangan diacungkan,pertanda banyak yang minat. ?

“Saya akan berikan uang ini kepada salah satu dari Anda sekalian,tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini.”
Ia berdiri mendekati hadirin.
Uang itu diremas remas dengan tangannya sampai berlipat lipat.

Lalu bertanya lagi,“Siapa yang masih mau uang ini?”
Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

“Baiklah,” jawabnya
“apa jadinya bila saya melakukan ini?” ujarnya sambil menjatuhkan uang ke lantai dan menginjak injaknya
dengan sepatunya.
Meski masih utuh,kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.

“Nah,apakah sekarang masih ada yang berminat?”
Tangan tangan yang mengacung masih tetap banyak.

“Hadirin sekalian,Anda baru saja mendapatkan sebuah pelajaran penting.
Apa pun yang terjadi dengan uang ini,Anda masih berminat karena apa yang saya lakukan
tidak akan mengurangi nilainya.
Biarpun lecek dan kotor,uang ini tetap bernilai 100 ribu rupiah.”

Dalam kehidupan ini,kita pernah beberapa kali terjatuh,terkoyak,dan berlepotan kotoran akibat keputusan
yang kita buat dan situasi yang menerpa kita.
Dalam kondisi seperti itu,kita merasa tak berharga,tak berarti.
Padahal apapun yang telah dan akan terjadi,Anda tidak pernah akan kehilangan nilai
di mata mereka yang mencintai Anda.

Keluarga...
Sahabat....

Jadi,setiap kali merasa diri tak berarti
ingatlah akan selembar uang 100 ribu rupiah tersebut.
Jangan pernah lupa ..... Anda adalah SPESIAL

Jangan pernah merasa tak berarti...
apapun yang telah terjadi...
Anda tidak akan pernah kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda

Semoga ada manfaat
Amin......
shisharashosha.blogspot.co.id

Sumber : inmotivasi.blogspot
Gambar : google

Hidup berarti dan bermakna,bila kita memberikan arti

Hidup menjadi berarti dan bermakna,bila kita memberikan arti kepadanya

sekedar pengetahuan - cerita,inspirasi,renungan
 
Seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado.
Putrinya yang masih kecil,masih balita,meminta satu gulung.

"Untuk apa?" tanya sang ayah.
"Untuk kado,mau kasih hadiah." jawab si kecil.
"Jangan dibuang buang ya!" pesan si ayah,sambil memberikan satu gulungan kecil.

Pagi pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya,

"Pa,Pa... Ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas malasan,matanya pun belum melek,menjawab:

"Sudahlah nanti saja."
Tetapi si kecil pantang menyerah
"Pa,Pa,bangun Pa sudah siang."

"Ah...kamu gimana sih ? Pagi pagi sudah bangunin papa."
Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?" tanya si ayah.

"Hadiah untuk Papa....Buka dong Pa,buka sekarang." jawab si kecil.

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu.
Ternyata di dalamnya hanya sebuah
kotak KOSONG.Tidak berisi apa pun juga.

"Ah,kamu bisa saja...Bingkisannya kok kosong ? Buang buang kertas kado Papa...Kan mahal?"

Si kecil menjawab :"Nggak Pa,nggak kosong...Tadi,Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu,ia mengangkat anaknya.
Dipeluknya,diciumnya.

"Putri,Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini.
Papa akan selalu menyimpan boks ini.
Papa akan bawa ke kantor dan sekali sekali kalau perlu ciuman Putri,Papa akan mengambil satu.
Nanti kalau kosong,diisi lagi ya!"

Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi,tidak memiliki nilai apapun
tiba tiba terisi,tiba tiba memiliki nilai yang begitu tinggi.
Lalu,kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah
di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apapun.
Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain.
Sebaliknya,penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.

Kosong dan penuh,dua duanya merupakan produk dari "pikiran" kita.
Sebagaimana kita memandangi hidup,demikianlah kehidupan kita.

Hidup menjadi berarti,bermakna,karena kita memberikan arti kepadanya
memberikan makna kepadanya.
Bagi mereka yang tidak memberikan makna,tidak memberikan arti
maka hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

Semoga ada manfaat
Amin......
shisharashosha.blogspot.co.id

Sumber : inmotivasi.blogspot
Gambar : morguefile.com