Jumat, Maret 18, 2016

8 Kalimat Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Kepada Anak.

Kisah Inspiratif - Renungan - Pembelajaran



Subkhanallah .....
Inilah 8 Kalimat Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Kepada Anak.


Membentuk karakter anak sudah harus dimulai saat usianya masih balita.
Dalam rentang waktu tersebut,anak mudah menyerap apa yang diajarkan orang tua serta lingkungan sekitarnya.

Itulah mengapa orang tua harus ekstra berhati hati menjaga pergaulan anak ketika masih dalam periode balita.
Mereka dengan mudah menyerap semua hal yang diajarkan...
Apakah itu hal baik atau buruk.
Termasuk juga menjaga ucapan sang ibu kepada anak.

Ibu merupakan pendidik pertama untuk anak anaknya.
Cara mendidiknya adalah dengan cara lisan atau ucapan.
Sayang ... banyak Ibu yang justru mengeluarkan kalimat yang dapat mempengaruhi mental anak kelak.
Ada kalimat yang sebaiknya ditiadakan agar karakter anak terbangun dengan baik.
Apa saja ?
Berikut ringkasannya.

1.Memberikan Pernyataan Negatif tentang Diri Anak
Pernyataan negatif tentang anak akan membuat hati anak tersakiti.
Bahkan ini akan melekat menjadi pribadi mereka saat sudah dewasa.
Kalimat kalimat negatif contohnya “Kamu anak yang pelit!”,“Kamu pemalas!”,“Kamu gendut!”,“Kamu nakal!”
dan kalimat negatif lainnya.
Mereka akan benar benar seperti apa yang orang tua mereka katakan.
Sungguh berbahaya,mengingat kata kata seorang ibu bisa berarti doa untuk anak anaknya.

2.Jangan katakan “Jangan Ganggu,Ibu Sibuk!”
Terkadang kesibukan pekerjaan baik rumah maupun kantor membuat Ibu mengabaikan anak.
Ketika anak datang menghampiri,biasanya kalimat “Jangan Ganggu,Ibu Sibuk!”
ini cukup ampuh membuat anak anak berhenti mengganggu.
Sekilas,hal ini terlihat normal.
Berdasarkan penelitian dari seoarang pelatih bela diri verbal,Suzette Haden Elgin PhD,tindakan demikian
akan membuat anak merasa tidak berarti.
Jika menerima perlakuan seperti ini setiap hari,maka tidak mengherankan jika saat sudah besar mereka
akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtua.

3.Jangan katakan “Jangan Menangis!”
Kalimat “jangan menangis” merupakan kalimat yang sering diucapkan Ibu untuk mendiamkan anak.
Biasanya anak menangis karena berkelahi dengan teman,kakak,atau ketika mereka terjatuh.
Namun Ibu tidak lantas harus segera mendiamkan anak dengan cara menyuruhnya diam.
Kalimat lain yang sering mengikuti kalimat ini adalah “Jangan cengeng!”,“Jangan sedih!”,“Jangan takut!”.
Menurut seorang ahli psikologi anak,Debbie Glasser,kalimat kalimat tersebut akan membuat anak merasa bahwa
menangis adalah tindakan yang tidak umum.
Sehingga ketika dewasa nanti,anak anak akan tumbuh menjadi pribadi yang keras dan tidak mudah tersentuh.

4.Jangan Membanding bandingkan Anak
Contoh kalimat kalimat ini misalnya:
“Lihatlah kakakmu,dia bisa melakukannya dengan cepat.Mengapa kamu tidak bisa melakukannya juga?”
“Temanmu bisa menggambar dengan bagus,kenapa kamu tidak?”
“Dulu ketika kecil ibu bisa begini begitu,masa kamu tidak bisa?!”
Kalimat ini akan membuat anak anak merasa bingung dan akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri.
Bahkan tidak jarang anak akan membenci orang tuanya karena selalu dibanding bandingkan dengan orang lain.

5.Jangan katakan “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”
Kalimat ini sering terjadi ketika anak melakukan kesalahan sementara ayahnya berada di kantor.
Maka Ibu dengan mudah biasanya akan mengatakan kalimat “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”
Hal ini justru akan memperburuk keadaan karena Ibu malah menunda untuk mengatakan kesalahan anak.
Ada kemungkinan bahwa ketika seorang ibu menceritakan kembali kesalahan yang dilakukan anak anak mereka,
ibu malah membesar besarkan sehingga anak anak menerima hukuman yang lebih dari seharusnya.
Ada kemungkinan juga orang tua menjadi lupa kesalahan anak anak mereka,sehingga kesalahan yang seharusnya
dikoreksi terabaikan.

6.Jangan Terlalu mudah dan berlebihan memberi pujian
Memberikan pujian berlebihan kepada anak tidak selamanya baik.
Karena hal ini akan terkesan murah bagi anak.
Oleh karena itu jika seorang anak melakukan sesuatu yang sederhana,tidak perlu memuji dengan “Luar Biasa! Luar Biasa!”
Karena anak secara alamiah akan mengetahui hal hal yang dia lakukan dengan biasa biasa saja atau luar biasa.
Sekiranya ia mendapat hasil bagus di sekolah,pujilah sekedarnya dengan mengucapkan “Alhamdulillaah.
Jika kita memuji hasil yang dilakukan anak dan bukan sikapnya,sangat mungkin anak kita akan berfokus pada
hasil dan tidak peduli dengan sikap/ karakter yang baik.

7.Jangan Katakan “Kamu Selalu…” atau “Kamu tidak pernah…”
Janganlah melontarkan kalimat dengan “Kamu selalu….” atau “Kamu tidak pernah…”.
Memang,kata kata ini kadang refleks langsung terucap oleh orangtua,namun hindarilah penggunaan kalimat ini.
“Hati hati,kedua kata kata itu ada makna di dalamnya.
Di dalam pernyataan “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” adalah label yang bisa melekat selamanya di dalam
diri anak,” ujar Jenn Berman PhD,seorang psikoterapis.
Berman mengungkapkan,kedua pernyataan yang kerap dilontarkan oleh orang tua ini akan membentuk kepribadian anak.
Anak anak akan menjadi seperti apa yang dikatakan terhadap dirinya.
Bila orangtua mengatakan sang anak selalu lupa menelepon ke rumah jika pulang terlambat,maka ia akan menjadi anak
yang tidak pernah menelepon ke rumah.

8.Jangan katakan “Bukan begitu caranya,sini biar ibu saja!”
Kalimat ini juga sering diucapkan Ibu ketika tidak sabar melihat proses kerja anak.
Kalimat ini biasanya terucap ketika anak membantu orang tuan namun tidak melakukan seperti apa yang diinginkan Ibu.
Dr Berman mengatakan ini merupakan sebuah kesalahan.
Kalimat ini membuat anak tidak mengerti cara yang benar dalam menyelesaikan sesuatu.

semoga bermanfaat

shisharashosha.blogspot.co.id

Sumber: Infoyunik.com

3 Tonggak Kebahagiaan



sekedar pengetahuan - nasehat - renungan

Dari Abu SAID AL Khudry RA
Rasulullah S.A.W. bersabda: siapa yang menjaga kehormatannya,Allah akan menjaga nya
siapa yang merasa cukup,Allah akan mencukupinya
siapa yang berusaha bersabar,Allah akan memberi kesabaran baginya
dan tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik
dan lebih luas dari kesabaran
(diriwayatkan oleh Bukhari - Muslim)

semoga Bermanfaat,Amin

shisharashosha.blogspot.co.id

3 Hal

sekedar pengetahuan - renungan



3 Hal dalam hidup yang tidak bisa kembali

1.Waktu
2.Kata Kata(Ucapan)
3.Kesempatan

3 Hal yang dapat menghancurkan seseorang

1.Kemarahan
2.Keangkuhan
3.Dendam

3 Hal yang tidak boleh hilang

1.Harapan
2.Kejujuran
3.Keikhlasan

3 Hal yang paling berharga

1.Kasih
2.Keluarga
3.Teman Teman

3 Hal dalam hidup yang tidak pernah pasti

1.Kekayaan
2.Kesuksesan
3.Mimpi

3 Hal yang membentuk karakter seseorang

1.Komitmen
2.Ketulusan
3.Kerja keras

semoga Bermanfaat,Amin

shisharashosha.blogspot.co.id

Senin, Maret 07, 2016

Tangisan Haru Seorang Pedagang Hewan Qurban

sekedar cerita-nasehat



Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya:
Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya.
Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.
Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing
termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya.
“Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu.
“600 deh,harga segitu untung saya kecil,tapi ..... biarlah.
“Tapi,uang saya hanya 500 ribu,boleh pak?”,pintanya.
Waduh,saya bingung ....... karena itu harga modalnya.
akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya,begitu tiba dirumahnya,
“Astaghfirullah……,Allahu Akbar…,terasa menggigil seluruh badannya,karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga,dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug dan berlantai tanah.
Saya melihat tidak ada tempat tidur(kasur),kursi ruang tamu,apalagi perabot mewah atau barang barang elektronik.
Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal yang lusuh.

Diatas dipan,tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak…..bangun mak,nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak,saya sudah belikan emak kambing buat qurban,nanti kita antar ke Masjid ya mak….”
kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia,sambil mengelus elus kambing,nenek itu berucap,
“Alhamdulillah,akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.

“Nih Pak,uangnya,maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan,karena saya hanya tukang cuci di kampung sini,saya sengaja
mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar,dada terasa sesak,sambil menahan tetes air mata,saya berdoa ,
“Ya Allah…,Ampuni dosa hamba,hamba malu berhadapan dengan hamba Mu yang pasti lebih mulia ini,seorang yang miskin
harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.

“Pak,ini ongkos kendaraannya…”,panggil ibu itu,
”sudah bu,biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’,kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah
yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran,ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan
orang tuanya…….

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah,jabatan tinggi apalagi kekuasaan
kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup.
Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan ?
namun masih saja ada kengganan untuk berkurban.
padahal bisa jadi harga handphone,jam tangan,tas,ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita
harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban.
Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

semoga ada manfaat
Amin.....

shisharashosha.blogspot.co.id

sumber:Moef's Blog(Budi Ch Susanto)

Kisah Dua Tukang Sol Sepatu





kisah inspiratif,islamic motivation

Mang Udin,adalah seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang biasa disebut tukang sol.
Setiap pagi dia melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap nanti sore hari,mang Udin membawa
uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk.
Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya.
Sampai tengah hari,baru satu orang yang menggunakan jasanya.Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan.
Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya.
Mau beli makan,uangnya tidak cukup.
Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah.Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan,dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya.
Wajahnya cukup berseri. “Pasti,si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin.
Mereka berpapasan dan saling menyapa.
Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah,Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang,itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah,itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana,nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur,nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin,yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah,Mari kita ke Masjid dulu,sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk,karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah,kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barokah.”

Akhirnya,mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat.
Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid,sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat,bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang.
Tentu saja mang Udin bingung,sebab dia tidak punya uang.
Bang Soleh mengerti:

“Ayolah,kita makan dulu,Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat.
Setelah makan,mang Udin berkata:

“Saya tidak enak nih.Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai untuk traktir saya.”

“Tenang saja,Allah akan menggantinya,Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu,saya mau shalat lagi,bersyukur,dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah.Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya,mereka bertemu di tempat yang sama.
Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah,baik,Oh ya,saya sudah mengikuti saran Abang,tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun?
Hari ini,satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum,Kemudian berkata:

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barokah.”

“Oh ya,apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal,ikhlas,dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya,mereka bertemu lagi,tetapi di tempat yang berbeda.
Mang Udin yang berhari hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah,saya makin parah,Kemarin nggak dapat order,sekarang juga belum,Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak cocok,Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah.Coba renungkan,sejauh mana mang Udin
yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut.
Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu.
Dia “hanya” coba coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya,bang Soleh sudah menebak,kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya,apakah kita janjian untuk bertemu hari ini,disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu,bahkan 3 hari berturut turut,Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya.
Jika bukan Allah yang mengatur,siapa lagi?” lanjut bang Soleh.

Mang Udin terlihat berpikir dalam,Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin,sudah banyak petunjuk dari Allah,hanya saja kita
jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut,Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita,karena kita sebenarnya
tidak berharap,Kita tidak berharap,karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut manggut,Sepertinya mulai paham,Kemudian mulai tersenyum.

“OK deh,saya paham.Selama ini saya akui saya memang ragu,Sekarang saya yakin.
Allah sebenarnya sudah membimbing saya,saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya,
Terima kasih abang.” kata mang Udin,matanya terlihat berkaca kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah,Sebentar lagi dzuhur,kita ke Masjid yuk,Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan
lebih baik.

Semoga ada manfaat,Amin

shisharashosha.blogspot.co.id


sumber dari : inmotivasi.blogspot

Dai’ Kondang dan Mobil Mewahnya



sekedar cerita

Seorang da’i kondang memarkir sebuah mobil mewahnya di masjid.
Tiba tiba seorang lelaki mendekatinya sambil berkata
 “Bagus bener mobilnya ustad?
Tidak takut hilang?” tanya lelaki itu sambil mengamati mobil mewah sang da’i.
 “Tidak! Mobil ini sudah kukunci dan di pasang alarm,selanjutnya tawakal kepada Allah pada penjagaan Nya!”
kata da’i itu dengan mantap.
Lelaki itu bertanya lagi, “Yakin ustad?”.
Da’i itu mengangguk, “Ya!”.
Lelaki itu makin tersenyum sambil terus mengamati.
Da’i itu begitu bangga dengan mobil mewahnya.
Lalu da’i itu mengajak si lelaki untuk sholat.
 “Mari sholat dengan saya? Saya jadi imam sholat di masjid ini.”
Si lelaki menggeleng, “Saya tidak mau jadi makmum anda.
Anda tidak menyembah Allah.”
Da’i itu agak marah. “Kamu gila!”
dan Da’i itu ngeloyor pergi.
Sepanjang sholat da’i itu teringat mobil mewahnya,bahkan ia khawatir lelaki yang selalu mengamati mobil mewahnya akan
merusaknya,sebab hal itu yang paling mungkin.
Kalau lelaki itu mencurinya pasti alaram mobilnya berbunyi.
Di percepatnya sholat dan do’a di akhir sholat.
Ia bergegas ke parkiran.
Dan Sang da’i bernapas lega.
Mobil mewahnya masih dalam keadaan baik di tempatnya.
Tetapi ia melihat si lelaki menyembah mobil mewahnya.
Da’i itu mendekati si lelaki. “Apa yg kamu lakukan? Kamu menyembah mobilku!”
Si lelaki berdiri dan menjawab. “Bukankah mobil ini yang anda ingat sepanjang sholat,bukan Allah?” Lelaki itu terus
pergi meninggalkan sang da’i yang terpaku.

Yah begitulah yang banyak terjadi dizaman ini,kecuali mereka yang benar benar tebal Imannya.
Harta,kekayaan bisa saja menjadi sebuah fitnah dan itu sesuatu yang paling dicintai manusia sesuai tabiatnya.

semoga ada manfaat,Amin

shisharashosha.blogspot.co.id
sumber: Moef's Blog